Friday, December 14, 2012

Laporan Bahasa Etnis Di Pulau Jawa



BAHASA ETNIS DI PULAU JAWA


Laporan


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah Filsafat Ilmu
pada Program Pascasarjana Jurusan Pendidikan IPS
Dosen  : Prof. Dr. H. Endang Komara, M.Si



Disusun Oleh :
               1.    Acep Ujib Sujono         12870038                    
               2.    Lan Lan Risdiana         12870037







  PROGRAM PASCASARJANA JURUSAN PENDIDIKAN IPS
STKIP PASUNDAN CIMAHI
2012


KATA PENGANTAR


       

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat taufik dan hidayahnya akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas laporan mengenai “Bahasa Etnis di Pulau Jawa” dengan baik dan lancar.

          Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Teori Sosiologi dan antropologi pada Program Pascasarjana STKIP Pasundan Cimahi.
          Disadari bahwa laporan  ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka, atas selesainya penyusunan laoporan ini kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, diantaranya:
a.    Allah SWT
b.    Prof. Dr. H. Endang Komara, Drs. M.Si selaku Dosen Mata Kuliah Teori Sosiologi dan Antropologi
c.    Rekan-rekan
Kami menyadari bahwa keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, telah menjauhkan laporan ini dari kesempurnaan. Untuk itu sumbang saran serta kritik yang membangun dari para pembaca senantiasa kami harapkan.
          Akhirnya besar harapan kami, laporan ini dapat memberi mamfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pembaca.

                
Cimahi,  Desember 2012


                 Penyusun




LAPORAN BAHASA ETNIS DI PULAU JAWA



A.           Pendahuluan
          Bahasa adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari sistem tersebut. Kajian ilmiah terhadap bahasa disebut dengan linguistik. Hal yang tidak mungkin untuk mengetahui secara tepat berapa banyak bahasa yang ada di dunia, dan jumlahnya bergantung kepada suatu perubahan sembarang antara perbedaan bahasa dan dialek. Namun, perkiraan beragam antara sekitar 6.000-7.000 bahasa. Bahasa alami adalah bicara atau bahasa isyarat, tapi setiap bahasa dapat disandikan ke dalam media kedua menggunakan auditori, visual atau taktil stimuli, sebagai contoh dalam tulisan grafis, braille, atau siulan. Hal ini karena bahasa manusia adalah modalitas-independen. Bila digunakan sebagai konsep umum, "bahasa" bisa mengacu pada kemampuan kognitif untuk dapat belajar dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, atau untuk menjelaskan sekumpulan aturan yang membentuk sistem tersebut, atau sekumpulan pengucapan yang dapat dihasilkan dari aturan-aturan tersebut.
          Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dengan penduduk 136 juta, pulau ini merupakan pulau berpenduduk terpadat di dunia dan merupakan salah satu wilayah berpenduduk terpadat di dunia. Pulau ini dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa bagian barat. Banyak sejarah Indonesia berlangsung di pulau ini. Jawa dahulu merupakan pusat dari beberapa kerajaanHindu-Buddha, kesultanan Islam, pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, serta pusat pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pulau ini berdampak sangat besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi Indonesia.
          Jawa adalah pulau yang sebagian besar terbentuk dari aktivitas vulkanik, merupakan pulau ketiga belas terbesar di dunia, dan terbesar kelima di Indonesia. Deretan gunung-gunung berapi membentuk jajaran yang terbentang dari timur hingga barat pulau ini. Terdapat tiga bahasa utama di pulau ini, namun mayoritas penduduk menggunakan bahasa Jawa. Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu dari 60 juta penduduk Indonesia, dan sebagian besar penuturnya berdiam di pulau Jawa. Sebagian besar penduduk adalah bilingual, yang berbahasa Indonesia baik sebagai bahasa pertama maupun kedua. Sebagian besar penduduk Jawa adalah Muslim, namun terdapat beragam aliran kepercayaan, agama, kelompok etnis, serta budaya di pulau ini.
          Bahasa Jawa (bahasa Jawa: basa Jawa) adalah bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa di Jawa Tengah,Yogyakarta&Jawa Timur. Selain itu, Bahasa Jawa juga digunakan oleh penduduk yang tinggal beberapa daerah lain seperti di Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon.

B.            Daftar Bahasa di Jawa
          Berikut ini adalah bahasa-bahasa yang dipertuturkan di Pulau Jawa di Indonesia.
1.        Bahasa Baduy
Bahasa Baduy adalah bahasa yang digunakan suku Baduy[1]. Penuturnya tersebar di gunung Kendeng, Rangkasbitung, Lebak; Pandeglang; dan Sukabumi. Penuturnya berjumlah kira-kira 20 000 orang.
Dari segi linguistik, bahasa Baduy bukan dialek dari bahasa Sunda, tapi dimasukkan ke dalam suaturumpun bahasa Sunda, yang sendirinya merupakan kelompok dalam rumpun bahasa Melayu-Sumbawa di cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia.
2.        Bahasa Betawi
Bahasa Betawi atau Melayu Dialek Jakarta atau Melayu Batavia (bew) adalah sebuah bahasa yang merupakan anak bahasa dari Melayu. Mereka yang menggunakan bahasa ini dinamakan orang Betawi. Bahasa ini hampir seusia dengan nama daerah tempat bahasa ini dikembangkan, yaitu Jakarta.
Bahasa Betawi adalah bahasa kreol (Siregar, 2005) yang didasarkan pada bahasa Melayu Pasar ditambah dengan unsur-unsur bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa dari Cina Selatan (terutama bahasa Hokkian), bahasa Arab, serta bahasa dari Eropa, terutama bahasa Belanda dan bahasa Portugis. Bahasa ini pada awalnya dipakai oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah pada masa-masa awal perkembangan Jakarta. Komunitas budak serta pedagang yang paling sering menggunakannya. Karena berkembang secara alami, tidak ada struktur baku yang jelas dari bahasa ini yang membedakannya dari bahasa Melayu, meskipun ada beberapa unsur linguistik penciri yang dapat dipakai, misalnya dari peluruhan awalan me-, penggunaan akhiran -in (pengaruh bahasa Bali), serta peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /ɛ/ pada beberapa dialek lokal.
3.        Bahasa Javindo
Javindo, juga dikenal dengan istilah peyoratifKrontjong, merupakan bahasa Kreol Belanda yang dituturkan di Jawa, Indonesia. Nama Javindo merupakan portmanteauJava (Jawa) dan Indo, kata Belanda untuk campuran keturunan Indonesia dan Belanda.
Javindo harap jangan dikelirukan dengan bahasa Pecok, bahasa Kreol Belanda-Melayu yang juga dituturkan di Indonesia.
4.        Bahasa Jawa
Bahasa Jawa (bahasa Jawa: basa Jawa ) adalah bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa di Jawa Tengah,Yogyakarta&Jawa Timur. Selain itu, Bahasa Jawa juga digunakan oleh penduduk yang tinggal beberapa daerah lain seperti di Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon.
5.        Bahasa Kangean
Bahasa Kangean adalah bahasa yang digunakan suku Kangean[1]. Penuturnya tersebar di kepulauanKangean. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.


6.        Bahasa Madura
Bahasa Madura adalah bahasa yang digunakan Suku Madura. Bahasa Madura mempunyai penutur kurang lebih 14 juta orang [1], dan terpusat di Pulau Madura, Ujung Timur Pulau Jawa atau di kawasan yang disebut kawasan Tapal Kuda terbentang dari Pasuruan, Surabaya, Malang, sampai Banyuwangi, Kepulauan Masalembo, hingga Pulau Kalimantan.BahasaKangean, walau serumpun, dianggap bahasa tersendiri.
       Di Pulau Kalimantan, masyarakat Madura terpusat di kawasan Sambas, Pontianak, Bengkayang dan Ketapang, Kalimantan Barat, sedangkan di Kalimantan Tengah mereka berkonsentrasi di daerah Kotawaringin Timur, Palangkaraya dan Kapuas. Namun kebanyakan generasi muda Madura di kawasan ini sudah hilang penguasaan terhadap bahasa ibu mereka.
7.        Bahasa Osing
       Bahasa Osing adalah bahasa yang dipertuturkan di daerah Banyuwangi, Jawa Timur. Secara linguistik, bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Jawa dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia.
Kata osing berasal dari kata tusing dalam bahasa Bali, bahasa daerah tetangganya, yang berarti "tidak".
8.        Bahasa Pecok
Bahasa Pecok (juga dieja sebagai Petjo atau Petjoh) merupakan sejenis bahasa kreol yang digunakan oleh kalangan Eropa-Indonesia (terutama kelompok Indo). Bahasa ini banyak dituturkan pada masa abad ke-19 dan paruh pertama abad ke-20 di Hindia-Belanda, dan kemudian berangsur-angsur melemah penggunaannya hingga akhir abad ke-20. Bahasa Pecok merupakan bahasa Belanda yang mendapat pengaruh sangat kuat dari bahasa Melayu Pasar dan bahasa Jawa. Penuturnya kebanyakan tinggal di Jawa pada masa lampau, kemudian beralih ke Belanda setelah terjadi repatriasi seusai Perang Kemerdekaan.
       Bahasa Pecok masih dituturkan oleh sekelompok generasi lanjut kalangan Eropa-Indonesia di Belanda. Di Indonesia praktis sudah tidak dituturkan lagi, namun orang kadang-kadang masih dapat mendengarnya dalam drama-drama mengenang revolusi kemerdekaan sebagai bahasa yang diucapkan oleh para serdadu Belanda.
9.        Bahasa Sunda
Bahasa Sunda adalah sebuah bahasa dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia. Bahasa ini dituturkan oleh sekitar 34 juta orang (sekitar 1 juta orang di luar negeri) dan merupakan bahasa dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia. Bahasa Sunda dituturkan di hampir seluruh provinsi Jawa Barat, melebar hingga sebagian Jawa Tengah mulai dari Kali Pemali(Cipamali) di wilayah Brebes dan Majenang, Cilacap, di kawasan provinsi Banten dan Jakarta, serta di seluruh provinsi di Indonesia dan luar negeri yang menjadi daerah urbanisasi Suku Sunda.
       Dari segi linguistik, bersama bahasa Baduy, bahasa Sunda membentuk suaturumpun bahasa Sunda yang dimasukkan ke dalam rumpun bahasa Melayu-Sumbawa.
10.    Bahasa tengger
Bahasa Tengger dituturkan di daerah Gunung Bromo yang termasuk wilayah Pasuruan, Probolinggo, Malang dan Lumajang.
       Di Pasuruan, cara Tengger ditemukan di kecamatan Tosari, lalu di Probolinggo, daerah kecamatan Sukapura, sedangkan Malang, cara Tengger dituturkan di wilayah desa Ngadas, kecamatan Poncokusumo. Yang terakhir, di Lumajang dituturkan di wilayah Ranupane, kecamatan Senduro.
       Secara linguistik, bahasa Tengger termasuk rumpun bahasa Jawa dalam cabang Melayu-Polinesia dari rumpun bahasa Austronesia.
       Ada yang menganggap bahasa Tengger itu turunan basa Kawi dan banyak mempertahankan kalimat-kalimat kuno yang sudah tak digunakan lagi dalam Bahasa Jawa modern.
Contoh :
a.    reang: aku, jika yang berbicara lelaki
b.    isun : aku, jika yang berbicara perempuan. Apabila abjad a dalam bahasa Jawa modern dibaca O, di Tengger dibaca A.

11.    Bahasa Indonesia Peranakan
       Bahasa Indonesia Peranakan adalah bahasa kreol yang dituturkan orang Tionghoa Peranakan. Penuturnya tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahasa ini merupakan bahasa kreol, karena pada dasarnya merupakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang tercampur unsur-unsur bahasa Tionghoa di dalamnya, terutama dari bahasa Hokkien.




 







No comments:

Post a Comment