MATA PENCAHARIAN SUKU SUNDA
MAKALAH
Diajukan untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah Budaya Sunda Pada Program Studi Pendidikan
Kewarganegaraan
Dosen Pembina : Djuherman M. Pd
Disusun Oleh :
Nama : Lan Lan Risdiana
NPM : 01020201080192
Tingkat : III A
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SURYAKANCANA
CIANJUR
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tidak dapat kita pungkiri bahwa
kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, karsa manusia yang menjadi sumber
kekayaan bagi bangsa Indonesia.Melihat realita bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa yang plural maka akan terlihat pula adanyaberbagaisukubangsa di
Indonesia. TiapsukuPluralitasdanIntegritasNasional yang
padaakhirnyaakanmenjadibekal ilmu pengetahuan bagi kita.
Masyarakat
Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di
dalam berbagai aspek kehidupan. Bukti nyata adanya kemajemukan di dalam
masyarakat kita terlihat dalam beragamnya kebudayaan di Indonesia. Tidak dapat
kita pungkiri bahwa kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, karsa manusia yang
menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia.
Tidak
ada satu masyarakat pun yang tidak memiliki kebudayaan. Begitu pula sebaliknya
tidak akan ada kebudayaan tanpa adanya masyarakat. Ini berarti begitu besar
kaitan antara kebudayaan dengan masyarakat.
Melihat
realita bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural maka akan terlihat
pula adanya berbagai suku bangsa di Indonesia. Tiap suku bangsa inilah yang
kemudian mempunyai ciri kahas kebudayaan yang berbeda- beda. Suku Sunda
merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Jawa. Sebagai salah satu suku
bangsa di Indonesia, suku Sunda memiliki kharakteristik yang membedakannya
dengan suku lain. Keunikan kharakteristik suku Sunda ini tercermin dari
kebudayaan yang mereka miliki baik dari segi agama, mata pencaharian, kesenian
dan lain sebagainya.
Suku
Sunda dengan sekelumit kebudayaannya merupakan salah satu hal yang menarik
untuk dipelajari dalam bidang kajian mata kuliah Pluralitas dan Integritas
Nasional yang pada akhirnya akan menjadi bekal ilmu pengetahuan bagi kita.
Tidak bisa kita pungkiri, bahwa kita
pungkiri bahwa kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan
yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional. Maka atas
dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruk terhadap
budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber dari
kebudayaan daerah, akan sangat berpebgaruh pula terhadap kebudayaan daerah /
kebudayaan lokal.
Kebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai
karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari
kepribadian suatu bangsa atau daerah.
Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu
daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban
dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus
dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.
1.2
Tujuan Penulisan
a.
Untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Budaya sunda
b.
Mendeskripsikan
tentang suku sunda beserta kebudayaannya
c.
Mendeskripsikan
tentang mata pencaharian hidup masyarakat suku sunda
1.3
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana
konsep suku sunda beserta kebudayaannya?
b.
Apa
mata pencaharian hidup masyarakat suku sunda?
1.4
Manfaat
Penulisan
Makalah ini dapat memberikan
kontribusi terutama bagi dunia pendidikan dalam memberikan pengetahuan kepada
para peserta didik tentang masyarakat suku sunda beserta kebudayaan dan mata
pencaharian hidupnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Suku Sunda
Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasaldaribagianbaratpulauJawa, Indonesia, yang
mencakupwilayahadministrasiprovinsiJawa
Barat.
SukuSundamerupakanetniskeduaterbesar di Indonesia, setelahetnisJawa.
Sekurang-kurangnya 15,41% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. Mayoritas
orang SundaberagamaIslam. Namundalamkehidupansehari-hari,
masihbanyakmasyarakat yang mempercayaikekuatan-kekuatansupranatural, yang
berasaldarikebudayaananimismedanHindu. KepercayaantradisionalSundaWiwitanmasihbertahan di
beberapakomunitaspedesaansukuSunda, seperti di KuningandanmasyarakatsukuBaduy di Lebak yang berkerabatdekatdandapat
dikategorikan sebagai suku Sunda.
Dalam urusan-urusan nasional, tidak
banyak peran penting yang dimainkan oleh etnis Sunda. Walaupun
peristiwa-peristiwapentingseringterjadi di Jawa Barat,
namunsedikitsekalidariperistiwatersebut yang diperankanoleh orang-orang
Sunda.Dalamkancahkehidupanberbangsadanbernegara, hanyasedikit orang Sunda yang
menjadipemimpinpolitik, sastrawan, danpengusaha.Prestasi yang
cukupmembanggakanadalahbanyaknyapenyanyidanartisdarietnisSunda, yang berkiprah
di tingkat nasional
A.
Kebudayaan Suku Sunda
Kebudayaan Sunda merupakan salah satu
kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam
perkembangannya perlu dilestarikan. Kebudayaan- kebudayaan tersebut akan
dijabarkan sebagai berikut :
a. Sistem
kepercayayaan
b. Sistem
kesenian
c. Sistem
mata pencaharian hidup
d. Sistem
kekerabatan
e. Bahasa
f. Ilmu
pengetahuan dan teknologi
g. Adat
istiadat
B.
Sejarah
Sunda sebagai nama kerajaan kiranya baru muncul pada abad
ke- 8 sebagai lanjutan atau penerus kerajaan Tarumanegara. Pusat kerajaannya
berada disekitar Bogor, sekarang. Sejarah Sunda mengalami babak baru karena
arah pesisir utara di Jayakarta (Batavia) masuk kekuasaan kompeni Belanda sejak
(1610) dan dari arah pedalaman sebelah timur masuk kekuasaan Mataram (sejak
1625).
Menurut RW. Van Bemelan pada tahun 1949, Sunda adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menamai dataran bagian barat laut wilayah India timur, sedangkan dataran bagian tenggara dinamai Sahul. Suku Sunda merupakan kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indeonesia. Yaitu berasal dan bertempat tinggal di Jawa Barat. Daerah yang juga sering disebut Tanah Pasundan atau Tatar Sunda.
Menurut RW. Van Bemelan pada tahun 1949, Sunda adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menamai dataran bagian barat laut wilayah India timur, sedangkan dataran bagian tenggara dinamai Sahul. Suku Sunda merupakan kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indeonesia. Yaitu berasal dan bertempat tinggal di Jawa Barat. Daerah yang juga sering disebut Tanah Pasundan atau Tatar Sunda.
C.
Deskripsi Lokasi
Secara cultural daerah Pasundan di daerah timur dibatasi
oleh sungai-sungai Cilosari dan Citanduy, yang merupakan perbatassan bahasa.
Wilayah ini sendiri memiliki luas 55.390 km² serta terdiri atas 20 kabupaten.
Tanah Pasundan ini dikenal karena iklimnya yang sejuk dan keindahan
panoramanya. Berada di daerah dataran tinggi dengan curah hujan tinggi sehingga
kesuburan tanahnya tidak diragukan lagi. Pada tahu 1998, suku Sunda berjumlah
kurang lebih 33 juta jiwa, kebanyakan dari mereka hidup di Jawa Barat. Nama
mereka sering dianggap sebagai orang Sundan di Afrika dan salah dieja dalam
ensiklopedia. Beberapa koreksi ejaan dalam komputer juga mengubahnya menjadi
Sudanese.
D.
Masalah Sosial Dalam Masyarakat Suku
Sunda
Kebudayaan Sunda termasuk salah satu
kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang berusia tua. Bahkan, dibandingkan
dengan kebudayaan Jawa sekalipun, kebudayaan Sunda sebenarnya termasuk
kebudayaan yang berusia relatif lebih tua, setidaknya dalam hal pengenalan
terhadap budaya tulis. “Kegemilangan” kebudayaan Sunda di masa lalu, khususnya
semasa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda, dalam perkembangannya kemudian
seringkali dijadikan acuan dalam memetakan apa yang dinamakan kebudayaan Sunda.
Dalam perkembangannya kebudayaan Sunda kini seperti sedang
kehilangan ruhnya kemampuan beradaptasi, kemampuan mobilitas, kemampuan tumbuh
dan berkembang, serta kemampuan regenerasi. Kemampuan beradaptasi kebudayaan
Sunda, terutama dalam merespons berbagai tantangan yang muncul, baik dari dalam
maupun dari luar, dapat dikatakan memperlihatkan tampilan yang kurang begitu
menggembirakan. Bahkan, kebudayaan Sunda seperti tidak memiliki daya hidup
manakala berhadapan dengan tantangan dari luar. Akibatnya, tidaklah
mengherankan bila semakin lama semakin banyak unsur kebudayaan Sunda yang
tergilas oleh kebudayaan asing. Sebagai contoh paling jelas, bahasa Sunda yang
merupakan bahasa komunitas orang Sunda tampak semakin jarang digunakan oleh
pemiliknya sendiri, khususnya para generasi muda Sunda. Lebih memprihatinkan
lagi, menggunakan bahasa Sunda dalam komunikasi sehari-hari terkadang
diidentikkan dengan “keterbelakangan”, untuk tidak mengatakan primitif.
Akibatnya, timbul rasa gengsi pada orang Sunda untuk menggunakan bahasa Sunda
dalam pergaulannya sehari-hari. Bahkan, rasa “gengsi” ini terkadang ditemukan
pula pada mereka yang sebenarnya merupakan pakar di bidang bahasa Sunda,
termasuk untuk sekadar mengakui bahwa dirinya adalah pakar atau berlatar
belakang keahlian di bidang bahasa Sunda.
Adanya kondisi yang menunjukkan lemahnya daya hidup dan
mutu hidup kebudayaan Sunda disebabkan karena ketidakjelasan strategi dalam
mengembangkan kebudayaan Sunda serta lemahnya tradisi, baca, tulis , dan lisan
(baca, berbeda pendapat) di kalangan komunitas Sunda. Ketidakjelasan strategi
kebudayaan yang benar dan tahan uji dalam mengembangkan kebudayaan Sunda tampak
dari tidak adanya “pegangan bersama” yang lahir dari suatu proses yang
mengedepankan prinsip-prinsip keadilan tentang upaya melestarikan dan
mengembangkan secara lebih berkualitas kebudayaan Sunda. Apalagi jika kita
menengok sekarang ini kebudayaan Sunda dihadapkan pada pengaruh budaya luar.
Jika kita tidak pandai- pandai dalam memanajemen masuknya budaya luar maka
kebudayaan Sunda ini lama kelamaan akan luntur bersama waktu.
Berbagai unsur kebudayaan Sunda yang sebenarnya sangat
potensial untuk dikembangkan, bahkan untuk dijadikan model kebudayaan nasional
dan kebudayaan dunia tampak tidak mendapat sentuhan yang memadai. Ambillah
contoh, berbagai makanan tradisional yang dimiliki orang Sunda, mulai dari
bajigur, bandrek, surabi, colenak, wajit, borondong, kolontong, ranginang,
opak, hingga ubi cilembu, apakah ada strategi besar dari pemerintah untuk
mengemasnya dengan lebih bertanggung jawab agar bisa diterima komunitas yang
lebih luas. Lemahnya budaya baca, tulis, dan lisan ditengarai juga menjadi
penyebab lemahnya daya hidup dan mutu hidup kebudayaan Sunda. Lemahnya budaya
baca telah menyebabkan lemahnya budaya tulis. Lemahnya budaya tulis pada
komunitas Sunda secara tidak langsung merupakan representasi pula dari lemahnya
budaya tulis dari bangsa Indonesia. Fakta paling menonjol dari semua ini adalah
minimnya karya-karya tulis tentang kebudayaan Sunda ataupun karya tulis yang
ditulis oleh orang Sunda
E.
Sistem Interaksi Dalam Suku Sunda
Jalinan hubungan antara individu- individu dalam masyarakat
suku Sunda dalam kehidupan sehari- hari berjalan relatif positif. Apalagi
masyarakat Sunda mempunyai sifat someah hade ka semah. Ini terbukti banyak
pendatang tamu tidak pernah surut berada ke Tatar Sunda ini, termasuk yang
enggan kembali ke tanah airnya. Lebih jauh lagi, banyak sekali sektor kegiatan
strategis yang didominasi kaum pendatang. Ini juga sebuah fakta yang
menunjukkan bahwa orang Sunda mempunyai sifat ramah dan baik hati kepada kaum
pendatang dan tamu.
Diakui pula oleh etnik lainnya di negeri ini bahwa sebagian
besar masyarakat Sunda memang telah menjalin hubungan yang harmonis dan
bermakna dengan kaum pendatang dan mukimin. Hal ini ditandai oleh hubungan
mendalam penuh empati dan persahabatan Tidaklah mengherankan bahwa
persahabatan, saling pengertian, dan bahkan persaudaraan kerap terjadi dalam
kehidupan sehari-hari antara warga Sunda dan kaum pendatang. Hubungan urang
Sunda dengan kaum pendatang dari berbagai etnik dalam konteks apa
pun-keseharian, pendidikan, bisnis, politik, dan sebagainya-dilakukan melalui
komunikasi yang efektif. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa
kesalahpahaman dan konflik antarbudaya antara masyarakat Sunda dan kaum
pendatang kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Yang menjadi penyebab
utamanya adalah komunikasi dari posisi-posisi yang terpolarisasikan, yakni
ketidakmampuan untuk memercayai atau secara serius menganggap pandangan sendiri
salah dan pendapat orang lain benar.
Perkenalan pribadi, pembicaraan dari hati ke hati, gaya dan
ragam bahasa (termasuk logat bicara), cara bicara (paralinguistik), bahasa
tubuh, ekspresi wajah, cara menyapa, cara duduk, dan aktivitas-aktivitas lain
yang dilakukan akan turut memengaruhi berhasil tidaknya komunikasi antarbudaya
dengan orang Sunda. Pada akhirnya, di balik kearifan, sifat ramah, dan baik
hati orang Sunda, sebenarnya masih sangat kental sehingga halini menjadi
penunjang di dalamterjalinnya system interaksi yang berjalan harmonis.
F. Stratifikasi Suku Sunda
F. Stratifikasi Suku Sunda
Masyarakat Jawa Barat, yaitu masyarakat Sunda, mempunyai
ikatan keluarga yang sangat erat. Nilai individu sangat tergantung pada
penilaian masyarakat. Dengan demikian, dalam pengambilan keputusan, seperti
terhadap perkawinan, pekerjaan, dll., seseorang tidak dapat lepas dari
keputusan yang ditentukan oleh kaum keluarganya. Dalam masyarakat yang lebih
luas, misalnya dalam suatu desa, kehidupan masyarakatnya sangat banyak
dikontrol oleh pamong desa. Pak Lurah dalam suatu desa merupakan “top leader”
yang mengelola pemerintahan setempat, berikut perkara-perkara adat dan keagamaan.
Selain pamong desa ini, masih ada golongan lain yang dapat dikatakan sebagai
kelompok elite, yaitu tokoh-tokoh agama. Mereka ini turut selalu di dalam
proses pengambilan keputusan-keputusan bagi kepentingan kehidupan dan
perkembangan desa yang bersangkutan. Paul Hiebert dan Eugene Nida,
menggambarkan struktur masyarakat yang demikian sebagai masyarakat suku atau
agraris.
Perbedaan status di antara kelompok elite dengan masyarakat
umum dapat terjadi berdasarkan status kedudukan, pendidikan, ekonomi, prestige
sosial dan kuasa. Robert Wessing, yang telah meneliti masyarakat Jawa Barat
mengatakan bahwa ada kelompok “in group” dan “out group” dalam struktur
masyarakat. Kaum memandang sesamanya sebagai “in group” sedang di luar status
mereka dipandang sebagai “out group.
Hubungan seseorang dengan orang lain dalam lingkungan
kerabat atau keluarga dalam masyarakat Sunda menempati kedudukan yang sangat
penting. Hal itu bukan hanya tercermin dari adanya istilah atau sebutan bagi
setiap tingkat hubungan itu yang langsung dan vertikal (bao, buyut, aki, bapa,
anak, incu) maupun yang tidak langsung dan horisontal (dulur, dulur misan,
besan), melainkan juga berdampak kepada masalah ketertiban dan kerukunan
sosial. Bapa/indung, aki/nini, buyut, bao menempati kedudukan lebih tinggi
dalam struktur hubungan kekerabatan (pancakaki) daripada anak, incu, alo, suan.
Begitu pula lanceuk (kakak) lebih tinggi dari adi (adik), ua lebih tinggi dari
paman/bibi. Soalnya, hubungan kekerabatan seseorang dengan orang lain akan
menentukan kedudukan seseorang dalam struktur kekerabatan keluarga besarnya,
menentukan bentuk hormat menghormati, harga menghargai, kerjasama, dan saling
menolong di antara sesamanya, serta menentukan kemungkinan terjadi-tidaknya
pernikahan di antara anggota-anggotanya guna membentuk keluarga inti baru.
Pancakaki dapat pula digunakan sebagai media pendekatan
oleh seseorang untuk mengatasi kesulitan yang sedang dihadapinya. Dalam
hubungan ini yang lebih tinggi derajat pancakaki-nya hendaknya dihormati oleh
yang lebih rendah, melebihi dari yang sama dan lebih rendah derajat
pancakaki-nya.
2.2 Mata
Pencaharian Suku Sunda
Mayoritas masyarakat Sunda
berprofesi sebagai petani termasuk berhuma, penambang pasir, dan
berladang.Sampai abad ke-19, banyak dari masyarakat Sunda yang berladang secara
berpindah-pindah. Di wilayah perkotaan, banyak orang Sunda yang berprofesi
sebagai buruh pabrik, pegawai negeri, dan pembantu rumah tangga.Profesi
pedagang keliling banyak pula dilakoni oleh masyarakat Sunda, terutama asal TasikmalayadanGarut.Merekabanyak menjual aneka
perabotan rumah.
Kebanyakan tidak suka merantau atau
hidup berpisah dengan orang-orang sekerabatnya. Kebutuhan orang Sunda terutama
adalah hal meningkatkan tarafhidup.Menurut data dariBappenas (klipingDesember
1993) di Jawa Barat terdapat 75% desamiskin.Secaraumumkemiskinan di Jawa Barat
disebabkanolehkelangkaansumberdayamanusia.Maka yang
dibutuhkanadalahpengembangansumberdayamanusia yang berupa pendidikan,
pembinaan, dll.
Mata pencaharian pokok masyarakat Sunda
adalah
a.
Bidang
perkebunan, seperti tumbuhan teh, kelapa sawit, karet, dan kina.
b.
Bidang
pertanian, seperti padi, palawija, dan sayur-sayuran.
c.
Bidang
perikanan, seperti tambak udang, dan perikanan ikan payau.
Selain bertani, berkebun dan mengelola perikanan, ada juga
yang bermata pencaharian sebagai pedagang, pengrajin, dan peternak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suku Sunda merupakan salah satu
sukubangsa yang ada di Jawa. SukuSundamemilikikharakteristik yang unik yang
membedakannyadenganmasyarakatsuku lain.
Kekharakteristikannyaitutercermindarikebudayaan yang dimilikinyabaikdarisegi
agama, bahasa, kesenian, adatistiadat, mata pencaharian, dan lain sebagainya.
Kebudayaan yang dimiliki suku Sunda ini menjadi salah satu
kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang perlu tetap dijaga
kelestariannya. Dengan membuat makalah suku Sunda ini diharapkan dapat lebih
mengetahui lebih jauh
mengenaikebudayaansukuSundatersebutdandapatmenambahwawasansertapengetahuan yang
padakelanjutannyadapat bermanfaat dalam dunia kependidikan.
Mayoritas masyarakat Sunda
berprofesi sebagai petani termasuk berhuma, penambang pasir, dan berladang.Mata pencaharian pokok masyarakat Sunda
adalah
a.
Bidang
perkebunan, seperti tumbuhan teh, kelapa sawit, karet, dan kina.
b.
Bidang
pertanian, seperti padi, palawija, dan sayur-sayuran.
c.
Bidang
perikanan, seperti tambak udang, dan perikanan ikan payau.
Selain bertani, berkebun dan mengelola
perikanan, ada juga yang bermata pencaharian sebagai pedagang, pengrajin, dan
peternak.
3.2 Saran
Budaya
daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan nasional, maka segala
sesuatu yang terjadi pada budaya daerah akan sangat mempengaruhi budaya
nasional. Atas dasar itulah, kita semua mempunyai kewajiban untuk menjaga,
memelihara dan melestarikan
budayabaikbudayalokalataubudayadaerahmaupunbudayanasional,
karenabudayamerupakanbagiandarikepribadianbangsa.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0505/06/0802.htm
http://www.bogor.indo.net.id/bogor/kebudayaan.htm
http://www.bogor.indo.net.id/bogor/kebudayaan.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Sunda
http://3gplus.wordpress.com/2008/04/10/kebudayaan-suku-sunda-2/
No comments:
Post a Comment