Monday, March 4, 2013

Rangkuman Psykhologi Kriminil


PSYKHOLOGI KRIMINIL


RESUME


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah Kriminologi Pada Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
               Dosen Pembina   : Tjeppy Sulaeman M. Pd
               Dosen Pelaksana : Rina Mutia Iryana M.Pd


 

 
Disusun Oleh :
             Nama          : Lan Lan Risdiana
             NPM           : 01020201080192

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SURYAKANCANA
CIANJUR
2010



BAB VIII
PSYKHOLOGI KRIMINIL



2.1     Sejarah Psykhologi Kriminil
Psykologi kriminil secara luas mempelajari psykologi berbagai orang dan golongan orang-orang yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan perbuatan yang dilakukan dan menimbulkan akibat dari kejahatan.
          Psykhologi merupakan ilmu pengetahuan yang masih muda yang timbul pada bagian kedua dari abad ke-19. Walaupun demikian banyak pembesar yang berkewajiban dengan pengusutan dan pengadilan sudah dilakukan berabad-abad  untuk dapat menyelami jiwa orang-orang yang dihadapinya. Jadi tidak mengherankan jika tentang hal ini tidak suatu pun yang tertulis sebelum adanya psychologi ilmiyah. Karena itu kita juga mendapatkan pengetahuan tentang psykhologi kriminil sejak  abad ke18. yang sudah diberikan oleh para sarjana Sophocles dan Shakespeare
A.      Perkembangan Psykhologi Kriminil pada Abad 18
          Dalam abad 18 ada kumpulan pertama perkara-perkara yang menarik, dalam ‘Causes celebres et interessantes pada tahun 1734 dari seorang yuris prancis F.G. DePitaval (1673-1743). Kemudian di jerman serie ini dilanjutkan, dengan judul ‘Der Pitaval der Gegenwart (1003). Seperti sudah dapat dibaca dari judulnya, kumpulan ini hanya mengenai kejadian-kejadian yang sangat istimewa, tapi pejabat biasa belum dianggap patut mendapat perhatian.
          Lebih tinggi tarafnya mengenai persoalannya, dan tidak ditujukan untuk membikin sensasi, ialah karangan dari Anselm Von Feurbach (1775-1833), yang berjudul, Merkwurdige Kriminalrechtsfalle (I. 1808, II 1811). Pada tahun 1913 W.Von Scholz menerbitkan perkara-perkara ini dibawah judul Merkwurdige Verbrechen in aktenmassiger Darstellung von Anselm Ritter von feurbach .Tetapi yang dimuat juga hanya bahan-bahan fsikologis, tanpa suatu pendalaman secara teoritis.
B.            Perkembangan Psykhologi Kriminil pada Abad 19
          Pada abad ke-19 timbul banyak buku dengan judul psychology kriminil, tapi semua ini isinya tidak cocok dengan namanya. Karangan yang paling penting diantaranya dari J.G.G. Schaumann (1768-1821), dengan judul Ideen zu iner Kriminalpsychologie (1792), yang sedikitnya memuat susunan rencana pekerjaan yang menarik. Uraian ini tidak lengkap karena jika dipelajari lebih mendalam tidak akan dapat ditemukan banyak yang penting.
          Hasilnya sangat sedikit ,lebih sedikit daripada dalam lapangan kriminologi , dan keadaan ini masih berjalan lama. Penyebabnya antara lain:
a.    Karena psykhologi umum sebagai ilmu pengetahuan berdasarkan pengalaman masih belum maju
b.    Karena pendapat dari pineldan eskuirol, prichard, moreldan lain-lainnya, bahwa penjahat adalah orang yang sakit jiwanya
c.    Karena usaha mencari ciri-ciri antropologis para penjahat, yang sejak Gall dan Spurzheim, telah menjadi suatu kebiasaan.
C.           Perkembangan Psykhologi Kriminil pada akhir Abad 19
          Baru ketika akhir abad 19 sekarang psychologi kriminil betul-betul menjadi ilmu pengetahuan berdasarkan pengalaman. Pencetusnya seorang dokter prancis Prosper despine (1812-1892), yang penyelidikanya didasarkan penerbitan dari’La gazette des Tribunaux dan penerbitan lainnya yang mencoba menggolongkan dan menyelidiki tiap golongan dengan lebih mendalam. Tapi penyelidikan sendiri pada para penjahat, tidak dilakukannya. Karena waktu itu (kira-kira 1870) modern sekali: ia berkehendak mendidik para penjahat, dan jika tak berhasil, barulah mereka ditutup untuk waktu yang tidak tertentu.
          Karangan Despine yang mungkin dapat menjadi batu loncatan untuk penyelidikan selanjutnya menjadi hapus karena adanya keributan yang ditimbulkan oleh aliran Italia. Yang disajikan oleh Lombroso (dalam jilid ke-3 dari ‘L’uomo delinquente’1876) dengan pengikutnya dalam lapangan psykhologi kriminil hampir-hampir tidak berarti sama sekali.
          Juga diluar italia, kecuali kurella dan baer tidak ada suatu penerbitan, baik dari pihak golongan anti lombroso di antara 1870 dan 1900, yang agak berarti dalam lapangan psychologi kriminil,
          Pada akhir abad ke19 psychologi kriminil dianak tirikan benar oleh kriminologi. Banyak buku yang diterbitkan, yang menguraikan psykhologi kriminal. Tapi isinya tidak atau hampir tidak demikian halnyadan hanya hanya memuat kesan-kesan yang dangkal, atau bahasan yang tidak berhasil dari bahan yang tidak terlalu meyakinkan.
            Baru dengan bergantinya abad, yaitu pada tahun 1925 ada perobahan yang jelas tentang psykhologi kriminil setelah Antroplogi kriminil mundur, dan juga adanya perhatian-perhatian terhadap psykhologi kriminil dari Negara Jerman dan Austria, Amerika Serikat, Inggris, Belgia, Swedia, dan Nederland.
a.    Perhatian Negara Jerman dan Austria Terhadap Psykhologi Kriminil
          Para psychoanalytisi Jerman dan Austria pada tahun 1925 menerbitkan buku dari Th.Reix,’Gestandnisszwang und Strafbedurfnis yang artinya psyikologi kriminil yang besar, sedangakan F.Alexander dan H.Staub pada 1928 sangat menarik perhatian dengan bukunya DerVerbrecher und seine Richter tentang percobaan pertama untuk menyusun suatu kriminologi psykhoanalitis.
b.   Perhatian Negara Amerika Serikat Terhadap Psykhologi Kriminil
          Di amerika serikat timbul perhatian terhadap kriminologi atas usaha yang lebih lama, terutama pengalaman praktis dalam lapangan kepenjaraan. Sesudah dalam tahun 1910 di Washinton diadakan Congres penitentiair Internasional yang  didirikannya ‘American Institute for Criminallaw and Crimonology’, dengan majalah ‘Journal of Criminal law and Criminology,’ yang penerbitannya masih terus berlangsung.
c.    Perhatian Negara Inggris  Terhadap Psykhologi Kriminil
          Inggris dalam lapangan Psyikologi kriminil kurang sumbangannya dari pada Amerika. Pengarang Inggris hanya hamblin smith dalam bukunya ’The psychology of the criminal’ (1923) dan Cyril Burt, dalam bukunya ’The young delinquent’(1925).     
d.   Perhatian Negara Belgia Terhadap Psykhologi Kriminil
          Belgia sejak tahun 20 an dari abad sekarang banyak memperhatikan tentang psykhologi dan psykhopathologi kriminil, dan mementingkan psykhologi kriminil daripada psychologi. Para penyelidiknya ialah P.Vervaeck, yang terkenal sebaga ahli dalam kepenjaraan dan bapak dari ‘Service d’Anthoropologie Criminele’, A. Ley, M.Alexander dan E.DeGreeff, pemimpin dari pusat pendidikan kriminologi dari Universitas Leuven.  
e.    Perhatian Negara Swedia Terhadap Psykhologi Kriminil
Usaha di Swedia dilakukan oleh O.Kinberg yang tidak lama sesudah perang dunia pertama lalu mendirikan klinik untuk penyelidikan dalam lapangan psychologi dan psykhiatrikriminil di Stocckholm. Pada 1946 Kinberg mendirikan juga lembaga kriminologi pada universitas Stockholm.
f.     Perhatian Negara Nederland Terhadap Psykhologi Kriminil
            Di Nederland pada permulaan abad sekarang terlihat hasil baik dari mazhab groningen, yang dipimpin oleh G. Heymans dan E.D. Wiersma sekaligus menuju pada suatu jurusan  psychologi kriminil. Penerbitan dissertasi ’Bijdragen tot de psychologie van de misdadiger’ dari J.V.van dijck, kemudian menjadi guru besar dalam hukum pidana di Universitas kotapraja Amsterdam pada 1906, merupakan percobaan pertama dari usaha penentuan secara psychologi menurut golongan-golongan dari bagan temperamen Heymens yang terkenal. N. Muller tanpa mengikat diri dalam salah satu aliran psychologi, kemudian mendapat gelar doktor pada 1908 dengan penyelidikan psychologinya yang sangat menarik : ‘Biografisch-Aetiologisch onderzoek over recidive bij misdrijven tegen de eigendom’,

2.2     Psykhologi tentang Penjahat pada Umumnya
Typologi yang dibentuk ada beberapa macam. Tapi semuanya ada kekurangannya, ialah bahwa semuanya itu sebetulnya merupakan pembagian yang sipatnya umum, yang dikenal terhadap para penjahat, dengan tidak menyelidiki faedahnya untuk kriminologi. Dengan cara sangat jelas, Feber dalam disertasinya yang kritis yang mengemukakan ajaran-ajaran psychologi,
Arti kriminologis dari fungsi sekundair dari heymans, perbedaan introvert extrovert dari Jung, teori tentang type berdasarkan biologi dari Kretschmer dan pokok-pokok pangkal dari Adler yang terletak pada rasa kurang harga diri, sedikitnya masih meragu-ragukan dan tak dapat dipahami begitu saja.
Jika typologi-typologi tersebut memberikan sedikit bahan yang dapat dipergunakan, lain halnya dengan psycho-analyse yang banyak membuka pandangan-pandangan baru. Makin lama makin meluas keinsyafan betapa besar artinya paham-paham psychologi pertumbuhan, yang merupakan hal yang paling bertahan dari yang diberikan oleh mashab Freud. Kepentingan dari banyak gangguan-gangguan, yang dapat timbul dalam proses pertumbuhan kearah kedewasaan.
Penyelidikan psychologi kriminil perseorangan yang timbul karena pengaruh tersebut makin lama makin diperhalus, ini juga banyak dibantu oleh pendapat-pendapat Jaspers, yang disebut ‘verstehende Psychologie’ (‘psykhologi mengerti). Pendapat-pendapat mengenai penyelidikan perseorangan maju lagi selangkah, ketika L. Binswanger dan pengikutnya mulai memperkenalkan psykologi yang berdasarkan antropologi phaenomenologis atau exeistieel yang isinya menempatkan sipenyelidik psykhologi sebagai subjek berhadapan dengan yang diselidiki sebagai objek (biarpun objek yang didekati dengan hormat dan teknik yang lebih diperhalus), ini dipandangnya sebagai inti kontak antara psycholoog dengan orang yang hendak dikenal.
   Sebagai alat pembantu yang penting dalam penyelidikan perseorangan, dapat disebut psykhodiagnostik terutama dengan mempergunakan psykhologi dengan test banyak memberikan sumbangan untuk memperdalam penyelidikann. Dalam waktu belakang juga banyak mendapat perhatian sebagai suatu cara khusus untuk memudahkan expertise psykhologi dalam, yaitu dinamakan narcoanalyse, dimana orang yang harus diselidiki diberi obat dibuat suka menguraikan isi jiwanya, secara tidak terhalang oleh macam-macam perasaan, yang dalam keadaan sadar sering menghalanghalanginya.


2.3     Arti Psykhologi tentang Penjahat untuk Kriminologi
Penyelidikan psykologis mengenai kejahatan yang dulu bergolak sangat menarik perhatian yang diganti pada waktu sekarang dengan penyelidikan secara psykhologis sosial mengenai bagaimana  kelompok atau suatu bangsa dapat dibuat jahat. Terutama kekejaman yang hebat dalam perang dunia kedua yang sangat menarik perhatian terhadap social-sosial tersebut, sehingga tercipta istilah yang sama sekali baru seperti genocide (kejahatan yang berupa pembasmian bangsa-bangsa atau sebagian dari bangsa; istilah tersebut dikemukakan oleh R. Lemkin seorang ahli hukum polandia) dan macrokriminologi (penyelidikan tentang kelakuan dari kelompok atau bangsa-bangsa karena pengaruh pemimpin dan propaganda menghasut sehingga berbuat kejahatan secara masal).
Dalam hubungan ini yang pertama-tama paling menarik perhatian tentu saja penyelidikan tentang gejala-gejala psykhologis seperti rasa takut dan agressi. Mengenai hal ini sudah selayaknya bahwa sebagian besar dari kongres internasional tentang kesejahtraan jiwa di London 1948 ditujukan pada hal tersebut.
Lapangan yang hampir sama sekali belum diselidiki. Dan perlu dijalankan ialah penyelidikan tentang akibat yang dirasakan oleh penduduk ditimbulkan oleh perbuatan jahat. Bahwa dalam lapangan ini belum ada sesuatu yang penting yang diselidiki berhubung dengan belum ditemukannya peralatan psykhologis yang baik untuk penyelidikan semacam itu. Secara yuridis-dogmatis hal ini selalu menimbulkan banyak kesulitan. Sehingga tidak mengherankan bahwa banyak pendapat yuridis tentang pencegahan umum mempunyai latar belakang suatu perkumpulan dan persangkaan mengenai reaksi masyarakat terhadap perbuatan jahat. Bahwa pokok dari kesulitan ini terletak bagaimana pertanyaan-pertanyaan dapat dirumuskan.
Psykhologi tetang kesaksian yang dulu sangat giat dan secara ahli diselidiki oleh para ahli psykhologi yang ternama, karena di Nederland, adanya laporan sosial dan psykhiatris-psykhologis tentang terdakwa yang lebih baik, menyebabkan hakim mempunyai pandangan yang lebih kritis juga terhadap saksi, sehingga alasan untuk menyelidiki mereka secara psykhologis menjadi berkurang, juga kemajuan teknik penyelidikan oleh polisi, sehingga’saksi bisu juga penting yang mungkin juga turut menyebabkan hal ini.
 Bahwa psykhologi tersebut secara teratur berhubungan dengan para penjahat (polisi, pengadilan, pegawai penjara, pegawai reklassering, pegawai penerangan dan lain-lain) tidak banyak menarik para penyelidik. Disini para penyelidik menjumpai begitu banyak kesulitan-kesulitan dalam praktek, sehingga hanya mengharapkan sesuatu dari pada petugas dilapangan yang berpendidikan psykhologi baik dan telah berpengalaman bertahun-tahun, serta sudi menysun bahan pengalaman nya itu menjadi sebuah karangan yang sedikit banyak merupakan autobiografi.
Psykhologi penintentiair, ialah penyelidikan psykhologis dari para terhukum didalam rumah penjara, menghendaki syarat-syarat khusus, yang hingga sekarang belum dapat dipenuhi, karena kurangnya peralatan dalam penjara-penjara. Pekerjaan ini tidak hanya menuntut adanya seorang ahli psykhologi yang pandai (banyak pengalaman) yang juga harus tahu betul tentang psyikhologi dengan test, tapi juga membutuhkan adanya suatu korps pegawai, yang secara perseorangan dapat mengamati secara baik dan diam-diam para terhukum. Baik tersendiri maupun dalam pergaulan dengan para terhukum yang lain dan menyusun laporan dari hasil pengamatannya dengan ringkas dan jelas. Pendidikan para pegawai penjara merupakan salah satu aspek yang terpenting. Negara lain umpamanya Belgia, pada waktu sekarang dalam lapangan ini banyak lebih maju.
Akhirnya, masih mengenal apa yang ditulis oleh seorang penjahat tentang dirinya sendiri yaitu autobiografi kriminil. Arti dari usaha tersebut masih belum mendapat penghargaan semestinya, sehingga kejadian-kejadian yang tidak betul terjadi, pemutarbalikan dan kejustaan yang dengan sendirinya terdapat didalamnya seakan-akan nilainya nihil. Tapi ditangan  seorang ahli ilmu jiwa atau ahli ilmu penyakit jiwa yang pandai, tiap autobiografi mempunyai sangat berharga, sebab cara mengemukakan fakta-fakta (benar atau tidak benar), dipandang dari sudut psykhologi sangat penting. Hal ini  jika dipandang dari sudut hukum mungkin tidak berharga, tapi dipandang dari sudut psychologi kriminil dapat menerangkan banyak sekali tentang keadaan diri si penulis.

No comments:

Post a Comment